Monday, April 12, 2010

SE W995: Walkman Serba Bisa Berkamera Prima

Sony Ericsson mengambalikan kejayaan sebuah ponsel Walkman dalam perangkat W995. Pasalnya ponsel musik satu ini juga dilengkapi kemampuan kamera yang tidak main-main, terutama di sisi kinerja dan kualitas.  
W995 disebut-sebut juga sebagai upaya Sony Ericcson mengawinkan kemampuan ponsel Cybershot di dalam perangkat Walkman. Tidak salah sih, tapi juga bukan hal yang mengherankan jika melihat tradisi vendor ini di masa lalu. Anda tentu masih ingat fenomena W800 dan K750. Meski tak benar-benar setara, W995 dan C905 bisa jadi fenomena baru yang senada.
 Disain
Ponsel ini dibuat dalam bentuk slider. Namun tetap mempertahankan kesan kokoh dengan pemilihan materi metal dan pengguna sudut yang tidak terlalu banyak. Nyatanya mekanisme geser yang diusung pun tidak ‘lebay’, dalam artian tetap enak meski kadang  terkesan sedikit berat.

Identitas musik ponsel ini sangat serasi saat disandingkan dengan ciri khas kamera. Dimana tombol-tombol musik (multimedia) diletakkan berdampingan dengan tombol kamera di satu sisi yang sama. Dipisahkan oleh tombol volume yang juga berfungsi sebagai tombol zooming.
Penempatan ini bukan tanpa maksud. Memindahkan hampir semua tombol di satu sisi akan meninggalkan sisi lain dalam kondisi kosong, atau paling tidak hanya ditempati port data tradisional Sony Ericsson. Artinya, ponsel ini memang disiapkan untuk diletakkan miring (horisontal alias landscape) saat kita bermaksud menikmati file video. Dimana dalam kondisi ini, sisi yang penuh tombol akan berada di atas.
Hal ini juga diperkuat dengan disediakannya ‘stand’ atau dudukan khusus yang diletakkan dibagian casing belakang. Cukup unik, mengingat selain bisa digunakan sebagai dudukan ponsel saat diletakkan miring, logam berbentuk oval bolong ini juga bisa digunakan sebagai gantungan untuk meletakkan ponsel di bidang yang tinggi, atau sebuah carabiner.
Sayangnya, ponsel ini tidak terlalu royal di sisi layar. Saat pesaingnya sudah mulai menggunakan layar dengan kedalaman warna yang tinggi, Sony Ericsson W995 masih menggunakan tipe layar yang sama dengan kedalaman klasik (262.144 warna). Hal ini mungkin harus dipilih karena merupakan standar kebutuhan software yang berjalan di ponsel ini.
Sementara itu, keypad W995 tidak menimbulkan masalah yang berarti bagi penggunanya. Meski untuk mereka yang berjari besar sekalipun.
Interface
Tak ada yang bisa menyangkal fleksibilitas software bawaan Sony Ericsson. Dalam hal dukungan terhadap banyak tipe aplikasi java, ponsel-ponsel Sony Ericsson masih yang terdepan. Dan W995 masih menganut hal ini.

Meski tanpa sistem operasi terbuka, platform java yang ditanamkan vendor sudah cukup untuk mempercantik tampilan dan meningkatan produktivitas ponsel ini. Antarmuka pun tidak jauh berbeda dari ponsel-ponsel Sony Ericsson lain. Namun dengan tambahan Akselerometer kita bisa mengubah orientasi layar tanpa harus menekan tombol apapun.
Sayangnya, beberapa kali ditemukan lambatnya sistem. Baik ketika menjelajah menu yang ada ataupun ketika mengetik sms. Bahkan akan lebih parah saat akselerometer aktif dan layar dalam kondisi baru berubah orientasi. Namun hal ini berangsur-angsur membaik jika kita menggunakannya cukup lama, asalkan layar dalam kondisi  tidak pernah mati.


Walkman Player
Walkman versi anyar telah disuntikkan dalam produk ini. Namun secara mendasar, bisa dikatakan tidak banyak perubahan. Kalaupun ada penambahan, hal tersebut merupakan terobosan lawas yang mulai didengungkan kembali semisal SenseMe.

SenseMe yang diyakini mampu mengenali file musik berdasarkan tempo ketukan dan memisahkannya ke dalam mood yang berbeda kini mulai ‘akan’ diperkenalkan di perangkat game portabel Sony semisal PSP dan PSP Go. Bahkan fitur ini sempat disebut beberapa kali dalam presentasi sistem baru PSP sebagai sebuah ‘gimmick’ atau fitur yang diunggulkan.
Meski tidak terlalu populer, pengguna ponsel Walkman sudah mengenal fitur ini. Dan beruntung bagi Anda, W995 pun menyediakan fitur ini.
Masih seperti dulu, Walkman player masuk dalam satu paket bersama fitur Media yang memuat pemutar musik, video, foto, podcast dan RSS feed. Dimana keinerjanya sudah tidak asing lagi bagi pengguna ponsel Sony Ericsson, termasuk kemampaun mengenal file musik, ID3tags, sorting file yang baik dan kualitas output-nya.
Sebagai sebuiah ponsel musik, tak mengherankan jika W995 menyediakan dua corong speaker yang bersifat stereo dan sebuah port audio 3.5 mm tepat di atas ponsel. Dua hal ini mampu mendorong kualitas musik yang dimainkan dengan lebih baik lagi.
Meski tidak benar-benar baik, keluaran suara melalui speaker terbilang keras. Namun karena sifat speaker ponsel yang kecil dengan daya yang terbatas juga, maka suara keras ini tidak terlalu berkarakter. Kita bisa menyetarakannya dengan berbagai produk seri N Nokia.
Port audio 3.5 mm menjadi sandaran akhir penikmat musik. Menawarkan kualitas headset bawaan yang sudah cukup baik, dan kemungkinan menggunakan headset serta speaker eksternal pihak ketiga yang jumlahnya tidak sedikit, menjadikan cara mendengarkan musik lewat portal ini sebuah keharusan untuk kualitas terbaik. 
Khusus untuk video, walaupun disain produk ini mengisyaratkan kecenderuangan W995 terhadap jenis file ini, tidak banyak yang bisa kita dapatkan. Pemutar video masih berkutat dalam mempresentasikan file-file tradisioanla, yaitu 3gp dan MP4 dengan kemampuan terbatas. Maksudnya tidak semua MP4, terutama yang menggunakan kombinasi codec berbeda, bisa dimainkan di ponsel ini. Jika saja ada dukungan divx/xvid tentu akan lain soal.

Kamera
PULSA pernah melakukan tes terhadap kamera 8 megapixel Nokia, N86. Bisa dibilang, Sony Ericsson membawa fitur yang sedikit lebih baik sehingga dapat menghasilkan gambar yang lebih berkualitas.
Satu kekurangan kamera W995 adalah dibiarkannya lensa kamera terbuka anpa ada tutup atau mekanisme tertentu untuk melindunginya dari debu dan benturan keras. Namun soal kinerja, kamera ini boleh diadu bahkan dengan saudaranya sendiri sesama Sony Ericsson, C905.                                                                                       

(istw)

Sejumlah pengaturan kamera profesinal hadir. Dan dengan autofokus yang optimal, dengan mode pengenalan wajah, senyum hingga mencapai lebih dari tiga titik fokus, maka hasilnya bisa memuaskan.
Seperi biasa hasil foto Sony Ericsson tidak menonjolkan warna obyek. Cenderung datar saja seakan menampilkan warna aslinya. Namun hasil foto menunjukkan ketajaman yang optimal, baik pada foto indoor makro maupun outdoor.
Begitu pula di sisi perekam video, kamera bekerja baik dalam menghasilkan video berukuran WQVGA 30 fps. Tidak sebesar hasil video Nokia N86 memang, namun sudah dibuat wide sehingga lebih nyaman saat ditonton di ponsel dalam kondisi layar horisontal.

Internet
Ponsel ini telah dilengkapi modem dengan kemampuan HSDPA dan HSUPA. Dimana kecepatan download bisa mencapai maksimal 7.2 mbps dan kecepatan upload mencapai 2.0 mbps. Ini merupakan tren baru modem jaringan pada ponsel yang sudah dimulai terlebih dahulu oleh beberapa perangkat ponsel terdahulu.
Dengan teknologi tersebut di atas, maka kita bisa lebih cepat melakukan uploading file, baik foto maupun video ke internet semisal Facebook. Bandingkan dengan HSDPA biasa dengan kecepatan upload file maksimum hanya di angka 384 kbps.

GPS
W995 juga dilengkapi GPS receiver internal. Perangkat ini kemudian dilengkapi dengan fitur Wayfinder Navigator dan Google Maps GPS inipun bisa digunakan untuk menorehkan informasi lokasi dalam foto kamera.

Baterai
W995 dipersenjatai baterai jenis lithium Polymer berkapasitas 930 mAh. Standar saja, mengingat ini adalah baterai li-po yang terkenal lebih awet. Meski demikian dengan seabrek fitur boros energi yang dibawanya, baterai W995 sanggup bertahan 2 hari dalam sekali charging dengan pemakaian yag optimal.

 Conclusion:
(+) Walkman versi 4, SenseMe, Kamera 8 megapixel, GPS, HSDPA, HSUPA, akselerometer,
(-)  Sistem lambat, tidak ada penutup lensa, tidak ada dokumen viewer.